Akan
Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran
Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai
terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup
bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat :
53)
“Dan
Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini
tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Kecantikan alam di jagat raya ini terbentang luas dan mungkin belum terjamah
oleh tangan manusia. Ada banyak tempat-tempat indah dan luar biasa di
planet bumi ini yang perlu di jelajahi, pantai-pantai, pulau,
bukit-bukit dan lautan masih menyimpan rahasia yang belum sepenuhnya
terkuak. seperti tempat berikut ini.
Sungai di dalam laut. Secara ilmiah itu tidak mungkin terjadi. Seorang
penyelam, Anatoly Beloshchin, mengambil gambar 'sungai di dalam laut'
dari kedalaman 60 meter perairan Cenote Angelita, Mexico.
Seperti dilansir crystalkiss.com, di
kedalaman lebih dari 30 meter tim penyelam menemukan air tawar di
tengah kolom air laut. Kondisi itu berubah dan penyelam kembali
menemukan air laut mulai melewati kedalaman 60 meter.
Beberapa meter dari lokasi itu akan ditemukan sebuah gua. Di bagian
bawah dekat gua itu tim penyelam menemukan sebuah sungai lengkap dengan
pohon dan dedaunan yang mengapung di kolam air itu.
“We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves..”
“Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air
asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang
jatuh.”
Jawabannya adalah karena sebuah fenomena yang disebut Halocline.
Halocline
adalah sebuah zona vertikal di dalam laut dimana kadar garam berubah
dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman. Perubahan kadar garam
ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga Zona ini kemudian berfungsi
sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.
Air
asin memiliki kepadatan yang lebih besar dibandingkan air tawar. Ini
membuat ia memiliki berat jenis yang juga lebih besar. Karena itu wajar
kalau air tawar berada di atas air asin. Ketika kedua jenis air ini
bertemu, ia akan membuat lapisan halocline yang berfungsi menjadi
pemisah antara keduanya. Peristiwa ini tidak terjadi di semua pantai
atau bagian di laut, namun cukup umum terjadi di gua-gua air yang
terhubung ke laut seperti Cenote.
Perbatasan antara air asin dan air tawar (Halocline) pada Cenote Angelita berada pada kedalaman sekitar 33 meter. Dalam kasus Cenote ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan.
Jika ingin lebih jelas, kalian bisa membuat halocline sendiri di rumah. Caranya, masukkan air asin ke dalam sebuah gelas hingga setengah gelas terisi. Lalu, taruh spon di atas air. Setelah itu, tuangkan air tawar perlahan-lahan ke dalam gelas. Maka lapisan halocline akan tercipta sehingga air tawar yang masuk tidak bercampur dengan air asin yang dibawahnya.
Fenomena air tawar yang terpisah dengan air asin sebenarnya bukan hal yang baru. 2.000 tahun yang lalu, seorang ahli geografi Roma bernama Strabo pernah menulis mengenai para penduduk Latakia, barat Siria, yang mengayuh perahunya sekitar 4 kilometer menjauhi pantai lalu menyelam dengan membawa kantung air dari kulit kambing dan mengambil air segar dari dalamnya untuk persediaan air minum bagi kota mereka. Mereka tahu persis tempat dimana air tawar berkumpul di laut. Hari ini, para penyelam juga bisa melakukan hal yang sama di banyak pantai di dunia.
Perbatasan antara air asin dan air tawar (Halocline) pada Cenote Angelita berada pada kedalaman sekitar 33 meter. Dalam kasus Cenote ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan.
Jika ingin lebih jelas, kalian bisa membuat halocline sendiri di rumah. Caranya, masukkan air asin ke dalam sebuah gelas hingga setengah gelas terisi. Lalu, taruh spon di atas air. Setelah itu, tuangkan air tawar perlahan-lahan ke dalam gelas. Maka lapisan halocline akan tercipta sehingga air tawar yang masuk tidak bercampur dengan air asin yang dibawahnya.
Fenomena air tawar yang terpisah dengan air asin sebenarnya bukan hal yang baru. 2.000 tahun yang lalu, seorang ahli geografi Roma bernama Strabo pernah menulis mengenai para penduduk Latakia, barat Siria, yang mengayuh perahunya sekitar 4 kilometer menjauhi pantai lalu menyelam dengan membawa kantung air dari kulit kambing dan mengambil air segar dari dalamnya untuk persediaan air minum bagi kota mereka. Mereka tahu persis tempat dimana air tawar berkumpul di laut. Hari ini, para penyelam juga bisa melakukan hal yang sama di banyak pantai di dunia.
Ternyata lokasi itu bukanlah sungai seperti yang terlihat di daratan.
Tetapi, suasana itu memang mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti
air yang berwarna agak kecoklatan.
Tapi tunggu dulu, warna kecoklatan itu bukanlah berasal dari air tawar.
Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan
bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan dari
saluran pembuangan kotoran. Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang.
"Di
kedalaman 60 meter saya menemukan kembali air laut. Saya melihat sebuah
sungai, pulau, lengkap dengan daun yang berguguran. Tapi sungai yang
kami lihat adalah lapisan dari gas hidrogen sulfida," kata Anatoly.
Referensi :
dunia.vivanews.com
lelosusilo.wordpress.com
Multimediabersatu.wordpress.com
Hipnocrime.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar