Selasa, 24 April 2012

Benarkah Legenda Malin Kundang?

Menurut Wikipedia, Malin Kundang adalah kaba yang berasal dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang.
 Batu Malin Kundang berada di ujung sebelah kiri Pantai Air Manis, Padang, di tengah susunan onggokan batu yang bentuknya menyerupai kapal. Batu yang mirip sosok seorang pria dalam posisi bersujud ini ini menyegarkan ingatan saya akan Legenda Malin Kundang yang mengajarkan agar manusia jangan pernah mengabaikan dan mencampakkan ibu yang melahirkannya.
Batu Malin Kundang
Sebuah legenda bisa lahir karena imajinasi pencerita sebuah komunitas, namun bisa juga lahir dari kisah nyata dengan merubah alur ceritanya agar lebih mudah dicerna dan diterima, terutama oleh anak-anak. Banyak legenda masih bisa bertahan dari generasi ke generasi karena pesan yang dikandungnya tetap dirasakan relevan.
Tali dan Gentong yang membatu


Susunan batu menyerupai kapal
 UNGKAP RAHASIA MALIN KUNDANG
Para ilmuwan di Univeritas Oxford baru-baru ini telah memecahkan misteri batu Malinkundang di tanah Minang. Sekian lama batu yg menyerupai sosok tokoh Malin Kundang tersebut, dalam cerita rakyat Minang, diyakini hanya merupakan cerita legenda

Namun para ahli sekarang telah mengetahui bahwa batu tsb diawetkan dengan formula canggih khas resep Indonesia yang kehebatannya melebihi ramuan para Mummi dari Mesir. Formula rahasia Malinkundang terkuak setelah ditemukan sisa-sia cairan yang terdapat pada botol, terkubur secara aman, tak jauh dari batu Malinkundang.

Pada label botol tersebut tertulis dengan jelas “FOR: Malin” yang artinya “untuk Malin”. Penduduk sekitarnya dan rakyat Indonesia pada umumnya biasa menyebut “formalin” yaitu sebuah resep rahasia nenek moyang yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat, namun karena kenaikan harga BBM dan krisis yang berkepanjangan, formalin saat ini lazim dipakai untuk mengawetkan tahu, ikan asin, bakso, mie basah dan tentu saja… Mayat, seperti dapat terlihat pada batu Malin Kundang yang masih tetap awet sampai sekarang di tanah Minang.

KOMENTAR PENULIS
Cerita pro dan kontra mengenai Malin Kundang masih terus berlangsung hingga saat ini. Mungkin saja Malin Kundang hanyalah sebuah cerita rakyat untuk pengantar tidur anak-anak. Namun saya jadi berfikir lagi, siapakah yang begitu rajinnya mengawetkan kapal beserta isinya hingga membatu?

Referensi :
www.wikipedia.com
www. fossil.infogue.com



2 komentar:

  1. cari yang lebih dalam uz ....

    BalasHapus
  2. petik ilmunya dari cerita malin kundang
    tentunya itu memiliki pesan yg sangat baik untuk smua umat

    BalasHapus

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified