Senin, 17 Oktober 2011

Kapuas oh Kapuas


Kapuas ... Oh Kapuas

Hari pertama belajar efektif. Ada perasaan yang bercampur aduk didalam benakku.  Perasaan khawatir, deg degan, bingung, dan berbagai perasaan lainnya. Kalau boleh jujur nih, aku takut banget di taruh di kelas puncak seperti ini. Waktu masih berupa isu, aku sudah dibuat nggak karuan tidur. Terlebih lagi ketika pak Sukri mengumumkan pada saat rapat general, aku kaget setengah mati. Sebulan sebelumnya aku memang sudah diberitahu oleh pak Sukri untuk naik level. Alasannya supaya aku bisa berkembang. Kupikir bakalan ditaruh di kelas 3 atau 4. Paling banter Pak Nu’man yang naik ke level atas, karena dia sudah berpengalaman. Begitu pikirku. Ternyata, memang dasar nggak punya bakat menjadi paranormal, semua prediksiku meleset.  Aduuh  bundoo, mati aku! Berbagai upaya sudah ku lakukan untuk menggagalkannya, tapi pak Sukri tetap keukeh dengan pilihannya. Apa mau dikata, semua sudah terjadi. Akhirnya kukuatkan hati untuk memegang amanah ini. Walaupun teteep ... deg degan bo!
Pada dasarnya aku telah mengenal karakter sebagian besar siswa Kapuas. Ya! Kelasku bernama Kapuas. Yaitu nama sebuah sungai yang terdapat di Kalimantan Barat. Semua kelas 6 menggunakan nama-nama sungai yang ada di Kalimantan. Ada Barito, Mahakan, dan Kahayan. Siswa kelas Kapuas berjumlah 25 orang. Berbagai macam karakter ada disini. Dari yang low profile sampai yang high profile. Dari yang Bossy sampai yang childish. Mereka anak-anak yang menyenangkan. Setiap hari ada aja yang mereka kerjakan. Dari yang membuat aku ngomel sampai yang membuat aku tertawa terpingkal-pingkal. Biasanya aku akan ngomel kalau mereka mulai ngobrol yang nyerempet-nyerempet. Contoh yang paling dekat adalah kalau sudah menyangkut cowok. Maklumlah mereka sedang dalam masa aqil baligh. Kalau Cuma sekedar suka, menurutku itu hal yang wajar untuk anak seusia mereka. Kepada anak-anak aku selalu menekankan untuk berpikir ketika jatuh cinta. Ada teman yang bilang, kalau orang sedang jatuh cinta sama dengan orang yang sakit yang nggak bisa berpikir jernih.  Ketika jatuh cinta, semua terlihat indah. Kata Jamal Mirdad tahi kucing rasa coklat. Kata Duo Maia dimana-mana ada dia. Kata Soko kamu boleh ambil hatiku dalam lagu “take my heart”nya. Karena jatuh cinta, kita dapat menjelma menjadi manusia terhebat dan karena cinta pula kita dapat melakukan hal yang terkonyol sedunia. Seperti yang telah dilakukan oleh salah seorang anakku. Hanya karena mendapat lirikan dari sang pujaan hati, dia dapat melompat-lompat seperti anak TK yang dapat permen karet. Sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasulullah, kukatakan silahkan anda jatuh cinta, tetapi harus sesuai syariat.
Selain itu ada juga siswa yang childish banget. Kami memanggilnya Barbie. Sumpah mati anak ini berisik banget, tapi lucu dan menggemaskan. Aku sangat suka menggodanya. Suatu ketika kami praktek IPA  yang salah satu bahannya adalah spirtus, secara nggak sengaja cairan spirtus mengenai tangannya dan ia langsung panik luar biasa.
“Ustadzah, gimana nich! Beracun nggak ya ...?”, teriaknya panik. Mendengar itu keisenganku muncul.
“wah nggak tahu ya.  Hanya saja, menurut pengetahuan ustadzah, cairan spirtus sangat mudah terbakar sama seperti bensin”, jawabku sok serius.
“Kalau kena sinar matahari, terbakar atau nggak ya ustadzah?”, tanya shevira ikut menggodanya.
“mungkin terbakar tapi mungkin juga nggak. Tapi khan sinar matahari panas ya?”, kataku mencoba memanaskan suasana.
Mendengar itu ia menjadi benar-benar panik. Sebisa mungkin ia menutupi tangannya dengan jilbab dan berlari menuju kamar mandi dengan secepat-cepatnya. Kontan saja hal itu membuat teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. Begitu tahu ia dikerjain, ia langsung merajuk. Tapi karena hobbinya ngobrol, hal itu tidak berlangsung lama. Sebentar saja ia sudah berbaur dengan anggota kelas yang lain.  Dalam keadaan apapun ia tidak pernah bisa marah, karena teman-temannya pasti akan mengodanya habis-habisan. Tidak dapat dipungkiri, ia adalah salah satu warna di kelas ini.


Jurus Ampuh

Pada bulan pertama, aku dapat melihat dengan jelas mereka belum dapat berbaur dengan baik. Seolah-olah di kelas ini terdapat kasta-kasta.  Maka aku mulai mengeluarkan jurus-jurus ampuh untuk mereka. He...he...he... J.
Jurus pertama, mereka harus menghabiskan segelas susu Milo dan sepotong roti. Dimanakah letak keampuhannya? Eng ... ing ... eeeng! Ini dia aturan mainnya :D. Segelas susu dan sepotong roti ini harus dibagi rata ke seluruh anggota kelas dan semua harus kebagian jatah. Tujuannya adalah supaya mereka dapat saling berbagi dan yang pasti kebersamaan.
Jurus kedua, seluruh anggota kelas kubagi menjadi 2 kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan sebungkus bihun. Sama seperti jurus pertama, bihun ini harus dimakan habis oleh seluruh anggota kelompok dalam waktu 30 detik. Masing-masing kelompok dipersilahkan mendiskusikan strategi yang akan diambil. Setelah semua sepakat, akupun mulai menghitung. Hasilnya adalah kedua kelompok berhasil menghabiskan bihun yang kuberi dalam waktu kurang dari 25 detik. Setelah itu kami melakukan evaluasi. Seperti pada gambar di samping, walaupun hasil akhirnya sama, tetapi perbedaan strategi dari kedua kelompok sangat jelas terlihat. Kelompok pertama terlihat lebih tertib. Sedangkan kelompok kedua lebih mementingkan hasil akhir. Sampai-sampai Bela harus berusaha sekuat tenaga untuk ambil bagian. Sengaja aku meminta mereka mengevaluasi dan menyimpulkan sendiri kegiatan hari itu.
Setelah kejadian itu, secara perlahan kebersamaan diantara mereka mulai terbentuk. Misalnya, siapapun boleh memanggil Vanda dengan sebutan wawan yang sebelumnya nama ini hanya boleh disebut oleh orang tertentu. Ada juga Nola yang membawa makanan yang kemudian dibagikan untuk seluruh kelas, walaupun masing-masing hanya kebagian sedikit. Salain itu ada Tiara yang membagi-bagikan empek-empek Palembangnya. Bahkan ketika ada yang kesulitan pada pelajaran tertentu, mereka tanpa sungkan lagi bertanya kepada siswa yang dianggap mumpuni di bidang itu. Aduuuh, kalau seperti ini, mereka terlihat maniiiis sekali J.

Duuh, manisnya kapuas .... J



Kampoeng Santri

Pagi itu aku berangkat ke sekolah dengan membawa sebuah tas besar berisi perlengkapan pribadi untuk menginap selama semalam di sekolah. Seluruh siswa kelas enam beserta pembimbingnya akan mengikuti kegiatan perdana SDIBB yaitu Kampoeng Santri (Kasa). Satu per satu siswa-siswi berdatangan dengan membawa perlengkapan untuk kegiatan selama 2 hari. Vanda datang dengan membawa perlengkapan seadanya. Hanya sebuah tas ransel berisi pakaian ganti dan perlengkapan mandi. Tetapi berbeda dengan Aisha dan Sekar. Mereka datang dengan berbagai perlengkapannya. Badcover dan boneka juga termaktub di dalamnya. Ternyata hal yang sama juga dilakukan oleh teman-temannya. Aku aja sampe bingung, mereka ini mau ikut Kampoeng Santri atau mau pindah rumah?
Kasa dua dilaksanakan pada penghujung bulan Januari 2011. Berbeda dengan Kasa satu, Kasa dua dilaksanakan pada hari jum’at dan sabtu. Pada Kasa dua, aku tidak benar-benar mengikuti program yang telah kami canangkan. Menjelang sore, tiba-tiba saja staminaku menurun. Padahal dari pagi sampai siang semuanya baik-baik saja. Melihatku hampir ambruk, Esa segera mengambil alih tanggung jawab kegiatan kelas. Aku hanya memberikan instruksi singkat, selebihnya ia lakukan sendiri. Dibawah komandonya semua kegiatan bejalan lancar. Bahkan pembagian lembaran IPA yang seharusnya menjadi kewajibanku untuk membagikannya, langsung diambil alih. Dengan sigap ia mengintruksikan pembagian job masing-masing anggota kelas. Ketika lembaran soal 3 bidang studi kurang, ia lantas mengambil alternatif lain. pembagian selembar kertas untuk sekian orang segera dilancarkan. Tidak ada yang mengeluh dan tidak ada yang protes sampai demo keliling lapangan. Duhai Allah, limpahkan rahmat-Mu untuk mereka. Amiin J.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified