Senin, 19 Maret 2012

Ada Apa Dengan Zaidan?


zaidan
"Hari ini materinya adalah berlatih sepakbola," kata Pak Dadang ketika jam pendidikan jasmani di kelas Mahakam. 
"Horee..." teriak anak-anak laki-laki menyambut perkataan Pak Dadang. Hari ini kelas Mahakam seperti tertimpa bulan jatuh. sepakbola euuii...!
Maka mulailah permainan yang menjadi kegemaran kelas Mahakam. Demi bermain sepakbola, mereka rela melakukan apa saja, termasuk merayu orangtuanya supaya dijemput terlambat. Pokoknya sepakbola is the best lah. Perkataan Pak Dadang adalah nyanyian terindah yang pernah mereka dengar. Hari itu Pak Dadang telah menjelma bak seorang Dewa Keberuntungan bagi siswa Mahakam. Seandainya badan mereka kekar, tentulah Pak Dadang akan segera diarak keliling lapangan sebagai penghambaan diri kepada guru olahraga tercinta he..he..he... :D
Bola yang dirindui oleh siswa SDI Bunga Bangsa mulai bergulir girang disela-sela para pemain. 
"Yak, oper..oper.."teriak naufal penuh semangat. Tidak diperdulikannya keringat yang mengucur deras membasahi baju olahraganya. Tubuhnya yang mungil berlari lincah melewati pemain lawan yang telah menghadang. 
"ayo! bawa terus, jangan ragu ... yak ...yak... yaaaaah .... " teriak penonton yang bersemangat memberikan dukungannya, Namun mereka harus kecewa karena bola kini telah dikuasai oleh Aldy. 
Naufal
seperti tidak mau kalah, Aldy segera melesat bak anak panah meliuk-liuk diantara pemain lawan. Sejenak ia merasa bimbang, karena pemain lain terus mengiringi langkahnya dengan ketat. Ia tidak punya kesempatan untuk menyarangkan bola ke gawang lawan. Namun sedetik kemudian matanya berbinar tatkala mengetahui Zaidan berada dalam posisi aman. Tanpa ragu lagi, bola itu segera dioper kencang ke arah zaidan. Zaidan pun segera menyambut operan Aldy. Tujuannya hanya satu, membobol gawang lawan.
hap...ia pun bergerak menuju titik sasaran,  Daaaaan ... gooooool! Demikian riuh rendah suara penonton demi melihat sepak terjang Zaidan.
Ups! Bola yang ditendang Zaidan, bukannya masuk gawang lawan, malah melesat tajam disisi luar gawang dan  parahnya, mengenai tamu dari Kecamatan Samarinda Utara yang kebetulan melintas di pinggir lapangan.
Sejenak, seluruh pemain terdiam membisu. tidak tahu harus berbuat apa.
"Dan, ayo minta maaf," kata Yoga yang sedari tadi memperhatikan dari pinggir lapangan.
Zaidan merasa bingung sesaat. Malu, merasa bersalah, dan takut melebur menjadi satu. Namun, bukan Zaidan namanya kalau harus lari dari tanggung jawab. Dengan langkah pasti, ia segera bergerak mendatangi tamu yang dimaksud. Ia merasa harus bertanggung jawab atas perbuatannya, walaupun berat rasanya. Sebenarnya deg-deg an juga siih. takut dimarahi, soalnya :P
"Ibu, maaf, tadi saya nggak sengaja nendang bola," kata Zaidan.
Untung aja orangnya nggak marah. Akhirnya Zaidan bisa bernapas lega. Menurutnya, seorang lelaki harus gentleman. Berani berbuat dan berani bertanggung jawab. Bukankah seorang anak SDIBB harus cerdas dan berakhlak? Maka hari ini ia telah membuktikannya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified