"Bagas kemana?' tanyaku kepada Yami keheranan. Tiba-tiba saja separuh barisan siswa kelas 6 buyar pada
acara Maulid yang di gelar oleh SD Bunga Bangsa. Mereka berlarian seperti mengejar sesuatu.
"Biasa Ustadzah, mereka mau salaman sama Bayu Gatra," jawab Yami santai seraya tersenyum simpul.
Kucoba membuka lembaran demi lembaran di dalam otakku. namun tak jua kutemukan nama Bayu Gatra. Artis tahun berapa ya? tanyaku dalam hati. Main di film atau sinetron yang mana? tanyaku lagi. Semakin keras aku mengingat, semakin jauh nama Bayu Gatra dari ingatanku.
"Bayu Gatra? Siapa tuh?" tanyaku penasaran.
"Pemain timnas U23 ustadzah."
Eealaaaaah, pantesan nggak kenal. ternyata pemain bola. maklum, kalau sudah ibu-ibu yang diingat cuma para koki dan artis sinetron he...he...he... :-)
"Ngapain Bayu Gatra kesini?"
"Kayaknya mendaftarkan Iing masuk SMP Bunga Bangsa. Khan Iing nya lagi pergi umroh. Bayu Gatra itu Om nya Iing," jelas Yami.
"Mereka tuh heboh betul. kalau saya biasa aja ustadzah. saya nggak ngefans soalnya," kata MD cuek.
Tak lama kemudian Bagas datang bersama dengan teman-temannya dengan wajah sumringah.
"Ustadzah ... ustadzah ... Bagas tadi salaman lho ... sama Bayu Gatra," kata Alif heboh.
"Iya kah Gas?" tanyaku.
"He...he...he... iya ustadzah," jawabnya bangga sambil memperlihatkan telapak tangannya yang baru saja di sentuh oleh Bayu Gatra.
"Trus ... rasanya bagaimana?"
"Hmm ... biasa aja ustadzah," jawabnya bingung.
"Lho?! kamu itu bagaimana sih. Tadi hebohnya luar biasa. Sekarang malah bilang biasa aja. Kok bisa begitu?" tanyaku menggoda Bagas.
"Yaaa ... nggak tau ah," jawabnya sambil cengar cengir sendirian.
"Bagaaas .... Bagas," kataku sambil tersenyum geli.
***
"Iing ... aku ke rumahmu ya?" kata seseorang di kelas.
"Aku juga ya," sahut yang lain. demikian mereka saling menimpali berharap Iing mengabulkan permintaan mereka.
"Sudah ... sudah," kataku menengahi. "Daripada kalian ribut, lebih baik Bayu gatranya diundang ke sini. Iing, bisakah Bayu Gatranya ke sekolah kita?'
"Kayaknya bisa, ustadzah. Tapi nanti saya tanya mamah dulu," jawab Iing memberikan harapan kepada anak Kahayan. Segera saja kata "Horeee" membahana memenuhi ruangan.
Hari yang dinanti-nantikan pun akhirnya tiba. Foto-foto plus minta tanda tangan adalah kegiatan kami di akhir jam sekolah. Kebahagiaan terpancar jelas di wajah siswa kelas Kahayan. Terima kasih ya Iing :-)
acara Maulid yang di gelar oleh SD Bunga Bangsa. Mereka berlarian seperti mengejar sesuatu.
"Biasa Ustadzah, mereka mau salaman sama Bayu Gatra," jawab Yami santai seraya tersenyum simpul.
Dari kiri (NK Daffa, Bagas, Bayu Gatra, Aris, dan Aldie) |
"Bayu Gatra? Siapa tuh?" tanyaku penasaran.
"Pemain timnas U23 ustadzah."
Eealaaaaah, pantesan nggak kenal. ternyata pemain bola. maklum, kalau sudah ibu-ibu yang diingat cuma para koki dan artis sinetron he...he...he... :-)
"Ngapain Bayu Gatra kesini?"
"Kayaknya mendaftarkan Iing masuk SMP Bunga Bangsa. Khan Iing nya lagi pergi umroh. Bayu Gatra itu Om nya Iing," jelas Yami.
"Mereka tuh heboh betul. kalau saya biasa aja ustadzah. saya nggak ngefans soalnya," kata MD cuek.
Tak lama kemudian Bagas datang bersama dengan teman-temannya dengan wajah sumringah.
"Ustadzah ... ustadzah ... Bagas tadi salaman lho ... sama Bayu Gatra," kata Alif heboh.
"Iya kah Gas?" tanyaku.
"He...he...he... iya ustadzah," jawabnya bangga sambil memperlihatkan telapak tangannya yang baru saja di sentuh oleh Bayu Gatra.
"Trus ... rasanya bagaimana?"
"Hmm ... biasa aja ustadzah," jawabnya bingung.
"Lho?! kamu itu bagaimana sih. Tadi hebohnya luar biasa. Sekarang malah bilang biasa aja. Kok bisa begitu?" tanyaku menggoda Bagas.
"Yaaa ... nggak tau ah," jawabnya sambil cengar cengir sendirian.
"Bagaaas .... Bagas," kataku sambil tersenyum geli.
***
"Iing ... aku ke rumahmu ya?" kata seseorang di kelas.
"Aku juga ya," sahut yang lain. demikian mereka saling menimpali berharap Iing mengabulkan permintaan mereka.
"Sudah ... sudah," kataku menengahi. "Daripada kalian ribut, lebih baik Bayu gatranya diundang ke sini. Iing, bisakah Bayu Gatranya ke sekolah kita?'
"Kayaknya bisa, ustadzah. Tapi nanti saya tanya mamah dulu," jawab Iing memberikan harapan kepada anak Kahayan. Segera saja kata "Horeee" membahana memenuhi ruangan.
***
Hari yang dinanti-nantikan pun akhirnya tiba. Foto-foto plus minta tanda tangan adalah kegiatan kami di akhir jam sekolah. Kebahagiaan terpancar jelas di wajah siswa kelas Kahayan. Terima kasih ya Iing :-)